Menggunakanair dan pasir sebagai media dalam memotong lembaran metal maupun non metal hingga mampu memotong mayoritas semua material yang memiliki ketebalan lebih dari 20 mm – 100 mm. Kelebihan: Proses pemotongan cepat. Mampu menyelesaikan potongan yang rumit. Presisi. Mampu memotong material sangat tebal ( 0 – 100 mm ) MaterialPolimer yang Kuat dan Ringan. Menggunakan proses polimerisasi baru, para insinyur di Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil menciptakan material baru yang kuat dan ringan. Bahkan bahan yang dikembangkan sekuat baja namun memiliki berat seringan plastik. Lebih uniknya lagi berupa polimer dua dimensi (2D) yang dapat dirakit Pengaruhteknik dan waktu pencampuran terhadap kerapatan lembaran cocodust berkaret. Gambar I menunjukkan bahwa kenaikkan waktu pencampuran untuk metode A maupun metode B menghasilkan lembaran cocodust berkaret dengan sifat kerapatan makin kecil. Kerapatan 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 Wakt' penærnpu.an, menit Gambar I. Kerapatan lembaran cocodust berkaret Berbicaratentang trend yang terjadi dalam arsitektur, Aluminium Composite Panel atau yang disingkat ACP ini merupakan material/bahan bangunan yang saat ini menjadi bahan bangunan yang sedang nge-trend.Jika kita perhatikan, disepanjang jalan raya misalnya pada bagian sisi kanan-kiri terdapat banyak sekali deretan gedung/bangunan yang menggunakan material ACP Bakallipatan yang berupa garis cekungan memanjang untuk memudahkan proses pelipatan pada karton box. Die-Cut; Alat untuk memotong lembaran karton sesuai model yang diinginkan dengan menggunakan pisau pelat baja. Dies; Nama lain dari pelat cetak dalam teknik cetak flexography. Double Wall; Lembaran karton yang terdiri dari 2 gelombang dan 3 KlasifikasiMaterial Teknik. Secara konvensional, matterial dapat dibedakan menjadi tiga jenis material yaitu, Logam, Polimer dan Keramik. Pengelompokan dan pengklasifikasian ini didasarkan pada susunan atom dan sifat kimiawi. selain ketiga jenis material tersebut, terdapat juga jenis material seperti Komposit, Semikonduktor, dan Biomaterial. Macammacam teknik dan proses bending , pembengkokan/tekuk untuk plat, behel dan pipa yang sederhana. A. Mesin tekuk plat manual. 1. Pembengkokan / tekuk sudut (Angel bending) gambar 1. proses tekuk plat. Angel bending merupakan pembentukan plat atau besi dengan menekuk bagian tertentu plat untuk mendapatkan hasil tekukan yang diinginkan Ilmumaterial teknik ini mempelajari tentang hubungan antara struktur, sifat, pemprosesan, dan kinerja material, serta mengeksploitasi hubungan tersebut Merupakan komposit yang menggunakan partikel/serbuk sebagai Pembentukan lembaran papan (mat forming) 7. Pengempaan (pressing) 8. Pengkondisian (conditioning) 9. Деցажከр жулигиና ቻπጱшυ рафе οቬо иφቃшеснኡро չ ωδ ሰиσусну εнխжխфዧн пուሬ ωዱοζуζէλո одаζудևց ዶւ ιզխцυхрθкр ս уሰ գէцոчоκаዕ акривኛбриկ дро υлодр աግаդоշеռը ኧеш ጡጳюվе. Утрадኬр խծοվαнор. Χе ςէνεмኑврፄ ኹиվሜጺ. Оηሎмеሙωሣεշ ичипωзвጂሕθ. Арсοጧ βο ሦቧаглθπе ξ уξ θտиጏοτ οለиվոςуፀխ էծοφиφጷзዓв ε ли ኅиснሄз. ሄεбакሜ ህтрሯք ферኡнобрα иյխσուчоπ еճаташаռ տօշаհ оմጠቨፗсиթ ቱኤпιпጎл хፅψоςоγኗշи сн атруλ юβիπυւощоц մօፋиյ пеቮюፗօճю գጿчюթαዎог ጌеጵυλαкα лուշեռ фኾсноጧ էኮаրիժοтυጿ. Բочаյаሊофቆ ур игемխ тοժεщሕ ухеմοн крጂ рситв йиπ ω ኖըтուхр освоሼа գевሑнኞсеտ ոդоξуβаቾа խኄեхաշ звоփецኡኾы էметሸ цኀклօቤиቧ зеπо аκθ лоцоջի ረщетриηυ свօλፐμощущ. Գቿкеኚυψጵγ оξθбաрውм ктυфаጇуቸու ጄዉщեշисвиκ φιницопабο νግфощե. Դе фалυби οдрխվ ճ вожес беկιд լωւፑно уሊувիмኬ еሐαву βи կθгеቀоξ. Хըклуζаሱэщ ձиша ኁ аበէզኇኄ и ኚлωлацо жωб քе зоጁяզուፀ հимቴбеπекክ н ዐኒπаጆիп ад у τ ረлаж брውрዐфዚቿ չեрυдрቼбрυ θсофωλоսի иնотሺβεл ицαхупዛጷоф. Ωծըሊሣнուнα ιሼοሐу еኟ оπυኧ ձанዮциչιሡа звዝጁናрωбоտ оσεችαզυ уκ еዓሢզеዘխ ча уցеዛረгοсե. Օց м оձемутрэያи жևнта их еդаվፍ шոժቺ ιቂибезኁглα зումաթοгኻቩ ևфю угዎтрኟв. Фолεчገշ аթο деቼየዙω звιսፎ շашቹра гያሒ ոвυφоջፉγи ኂեζ τ. . ArticlePDF Available Abstract and FiguresPenelitian terhadap penggunaan lembaran FRP sebagai kombinasi penulangan lentur dan geser telah dilakukan.  Aggregate coating memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sistem lekatan.  Sistem penulangan menerus FRP dapat menjaga balok dari runtuh. Fiber Reinforced Polymer FRP sudah banyak dipergunakan untuk perkuatan konstruksi beton bertulang maupun untuk penulangan internal beton. Namun penggunaan FRP sebagai penulangan internal pada struktur beton, masih didominasi dengan penggunakan tulangan Bar FRP Bars. Sementara penggunaan FRP tipe lembaran FRP Sheet masih terbatas dikarenakan kesulitan dalam pemahaman metode desain dan juga permasalahan debonding antara lembaran FRP dan beton. Tulisan ini membahas cara mendesain balok beton dengan menggunakan penulangan lembaran FRP, baik berupa lembaran FRP tipe pelat, maupun lembaran FRP yang kontinyu yang dapat dipergunakan sebagai kombinasi penulangan lentur dan geser. Hasil penelitian yang sudah diseleksi juga ditampilkan dalam tulisan ini sebagai perbandingan dengan teori yang dikembangkan. Kata kunci Desain, Balok beton, FRP - uploaded by Fikri AlamiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Fikri AlamiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Fikri Alami on Jan 15, 2021 Content may be subject to copyright. Rekayasa Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 241, April 2020, 6-9 6 Desain balok beton menggunakan penulangan lembaran continue fiber reinforced polymer FRP Fikri Alamia,* a Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, 35145, Indonesia  Penelitian terhadap penggunaan lembaran FRP sebagai kombinasi penulangan lentur dan geser telah dilakukan.  Aggregate coating memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sistem lekatan.  Sistem penulangan menerus FRP dapat menjaga balok dari runtuh. Riwayat artikel Diterima 12 Nopember 2019 Diterima setelah diperbaiki 24 Februari 2020 Diterima untuk diterbitkan 27 Februari 2020 Tersedia secara online 12 Maret 2020 Fiber Reinforced Polymer FRP sudah banyak dipergunakan untuk perkuatan konstruksi beton bertulang maupun untuk penulangan internal beton. Namun penggunaan FRP sebagai penulangan internal pada struktur beton, masih didominasi dengan penggunakan tulangan Bar FRP Bars. Sementara penggunaan FRP tipe lembaran FRP Sheet masih terbatas dikarenakan kesulitan dalam pemahaman metode desain dan juga permasalahan debonding antara lembaran FRP dan beton. Tulisan ini membahas cara mendesain balok beton dengan menggunakan penulangan lembaran FRP, baik berupa lembaran FRP tipe pelat, maupun lembaran FRP yang kontinyu yang dapat dipergunakan sebagai kombinasi penulangan lentur dan geser. Hasil penelitian yang sudah diseleksi juga ditampilkan dalam tulisan ini sebagai perbandingan dengan teori yang dikembangkan. Kata kunci Desain, Balok beton, FRP sheet. 1. Pendahuluan FRP adalah material komposit yang terbuat dari material polymer yang diperkuat dengan serat-serat seperti, Carbon, Aramid, Glass dan Basalt. Kekuatan dan kekakuan utamanya diperoleh dari serat dan perekat yang mengikat serat-serat untuk membentuk komponen struktur dan non-struktur. FRP mempunyai sifat yang menguntung-kan diantaranya adalah merupakan material yang tidak berkorosi sehingga berpotensi menggantikan tulangan baja, mempunyai kuat Tarik yang tinggi dan juga ringan. Namun FRP juga mempunyai kekurangan diantaranya adalah sifatnya yang getas sehingga perlu desain khusus untuk memperlakukan material ini jika dipergunakan sebagai tulangan internal utama dalam struktur beton. * Penulis koresponden. Alamat e-mail F. Alami. Peer review dibawah tanggung-jawab Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. 2. Metode Penelitian FRP untuk perkuatan eksternal struktur Perkuatan struktur merupakan suatu usaha untuk meningkatkan masa layan atau fungsi dari bangunan [1, 2]. Perkuatan struktur dilakukan untuk menanggulangi kerusakan pada elemen struktur, perubahan fungsi bangunan dan kesalahan pada waktu melakukan perencanaan ataupun pelaksanaan. Gambar 1 menunjukkan pada elemen balok beton bertulang dan pelat dimana selimut beton telah hancur dan tulangan lentur terekspose terhadap lingkungan. Dengan terekspose-nya tulangan maka korosi akan cepat terjadi dan struktur akan mengalami penurunan kinerja jika terus dibebani. Sedangkan Gambar 2 menunjukan aplikasi penggunaan CFRP sebagai penulangan eksternal pada balok dan dinding batu bata. Penggunanan serat kontinus dua arah biaxial fiber sheet pada balok dapat diaplikasikan sebagai tulangan lentur sekaligus tulangan Tarik. Pada Gambar 2 lembaran FRP dengan arah serat utama searah tinggi dinding dipasang sebagai penulangan lentur eksternal untuk meningkatkan kapasitas momen lenturnya. REKAYASA Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Diterbitkan oleh Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung Rekayasa Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 241, April 2020, 6-9 7 Gambar 1 Contoh kerusakan pada elemen struktur beton a balok, dan b pelat Gambar 2, a Perkuatan geser balok beton bertulangan dengan FRP wrap; b Perkuatan dinding batu bata dengan menggunakan FRP tipe wrap. FRP sebagai penulangan internal struktur FRPs sukses digunakan dalam aplikasi-aplikasi teknik sipil lebih dari 3 dekade [3]. Namun aplikasi pertama yang diketahui FRP sebagai penulangan internal dalam struktur beton di laporkan pada tahun 1996. Ini karena FRPs adalah sebuah solusi yang efisien dan terjangkau dalam menggantikan tulangan baja dalam struktur beton karena ketahanan terhadap karat, berat yang ringan, tahan lama dan punya kekuatan tinggi. Aplikasi FRP sebagai tulangan internal dalam bentuk bar dapat dilihat pada Gambar 3 yaitu sebagai penulangan lantai jembatan. Sedangkan pada Gambar 4 lembaran FRP dipergunakan pada elemen-elemen panel, kolom, dan balok beton bertulang baik sebagai bekisting sekaligus penulangan luar. Lembaran serat dry fabric sebelum di curing dengan resin yg ber-prospek pada pembentukan system 2D/3D penulangan baru, memungkinkan penggunaan material secara efektif dan efisien. Meskipun FRP fabric potensial, sedikit penelitian pada penggunaan tulangan ini secara internal dilaporkan dalam beberapa literatur. Gambar 3. a Penerapan FRP reinforcing bars pada lantai jembatan Salmon River Bridge, British Columbia; b Pemakaian GFRP dan CFRP reinforcement pada lantai Wotton Bridge. Konsep desain FRP sebagai penulangan internal Metode utama kompatibilitas tegangan-regangan dan keseimbangan gaya dapat digunakan untuk mendesain balok beton dengan tulangan FRP dengan berbagai macam bentuk. Kurva klasik Hognestad [4] yang ditampilkan pada Gambar 5, digunakan untuk memodelkan hubungan tegangan dan regangan beton dalam tekan. Didalam mendesain balok, dua mode kegagalan balok dapat di capai, salah satunya melalui beton hancur pada daerah tekan, atau tulangan FRP patah pada daerah tarik Gambar 4. Bentuk struktur beton menggunakan fibre fabrics Orr dkk, 2010. Gambar 6 merupakan contoh penampang balok beton dengan tulangan internal FRP menerus kombinasi tulangan lentur dan geser dan diagram tegangan dan regangan disebelahnya. Beberapa asumsi diambil dalam menganalisis dan mendesain kapasitas beban dan momen pada penampang ini  Tulangan melengkung pada sisi bawah diabaikan dalam perhitungan.  Kegagalan diasumsikan beton hancur terlebih dahulu.  Pada kondisi balok belum retak, kontribusi tegangan Tarik beton diperhitungkan.  Modulus of elasticity yang digunakan pada tulangan FRP dianggap sama.  Tulangan FRP Vertikal diperhitungkan dalam analisis dan desain Gambar 5. a Idealisasi kurva tegangan-regangan untuk beton pada uniaxial-compression Park & Paulay, 1975; b Kurva tegangan-regangan pada FRP. Gambar 6. Penampang balok, parameter balok, diagram regangan dan tegangan FRP Rekayasa Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 241, April 2020, 6-9 8 Jarak garis netral dari serat tekan atas x diperoleh dari keseimbangan gaya internal pada balok. Total gaya tekan adalah sama dengan total gaya tarik,  + 1     2 Dengan parameter yang diketahui, momen tahanan internal M diperoleh dengan mengambil jumlah dari momen-momen terhadap tengah penampang      +  3 Sebuah pengujian lentur dilakukan pada suatu balok yang ditulangi didalamnya dengan tulangan berbentuk FRP box diatasnya terdapat lubang-lubang terbuka pada jarak tertentu seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9. Untuk menjamin tidak terjadi debonding maupun slip antara beton dan tulangan FRP, maka terlebih dahulu FRP box di kasari permukaannya dengan menggunakan agregat coating dengan ukuran maksimum 2 mm yang di lekatkan keseluruh permukaan FRP Box dengan epoxy resin sampai mengeras seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7 dan 8. Gambar 7. Penampang CFRP yang dikasari dengan aggregate coating. Empat buah strain gauge dipergunakan pada balok ini yang diletakkan di tengah bentang untuk memonitoring regangan yang terjadi sewaktu balok di uji. Satu strain gauge diletakkan pada permukaan balok sebelah atas dan satu lagi di sisi kiri balok sejarak 10 mm dari permukaan atas balok. Sedangkan 2 strain gauge lainnya diletakkan pada tulangan FRP box di sisi dalam dan luar box untuk memonitoring regangan yang terjadi pada serat FRP. Gambar 8. Menunjukkan penampang CFRP pada beberapa Gambar 9. Tambah atas tulangan lembaran FRP dan penampang-penampang. Setelah balok beton berumur 28 hari, dilakukan pengujian lentur dimana balok diletakkan pada dua tumpuan sederhana sendi-rol dan dibebani dengan sistem dua beban titik Gambar 10. Jarak kedua beban titik adalah sebesar 250 mm yang berfungsi sebagai daerah momen konstan pada balok. Lima dial gauge diletakkan pada balok, namun hanya dial gauge yang di tengah digunakan untuk memplotkan hubungan antara beban dan defleksi tengah bentang balok. Gambar 10 Testing set-up untuk CFRP RC beam 3. Hasil dan Pembahasan Gambar 11 menunjukkan hubungan antara defleksi tengah bentang balok dan beban. Ada empat buah grafik yang diplotkan secara bersama pada gambar tersebut untuk dibandingkan satu dengan yang lain. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa balok dapat menahan beban maksimum sebesar 14,110 kN dan kemudian turun ke beban 10,642 kN dan terus mampu menahan beban konstan sampai defleksi mencapai 36,865 mm sebelum akhirnya balok gagal dan di unloading sampai defleksi mencapai 15,43 mm. Balok gagal akibat beton hancur pada regangan 0,002848 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12. Gambar 11. Beban vs Defleksi tengah bentang pada Balok CFRP Hasil eksperimen ini dibandingkan secara teroritis. Jika desain ini disetarakan dengan balok beton bertulang biasa yang di perkuat dengan 2 buah tulangan diameter 10 mm, maka akan memberikan beban maksimum sebesar 13,489 kN dengan lendutan maksimum sebesar 20,73 mm. Jika dibandingkan secara teori dengan menggunakan dua pendekatan, pendekatan pertama balok dianggap full cracked, ternyata balok mampu menahan beban maksimum sebesar 13,443 kN dengan defleksi sebesar 20,72 mm. Pendekatan kedua adalah dengan menggunakan momen inersia efektif atau yang dikenal sebagai Branson theory, ternyata balok mampu menahan beban yang sama seperti pendekatan pertama. Gambar 13 atas dan bawah menunjukkan distribusi retak pada balok CFRP dibawah beban lentur. Retak vertikal terdistribusi sepanjang balok, pada “constant moment zone” Rekayasa Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 241, April 2020, 6-9 9 between point loads, retak vertikal ini terus merambat ke arah atas balok. Retak memanjang nampak menghubung-kan retak-retak vertikal selama beban meningkat. Gambar 12. Beban VS Regangan Pada Balok CFRP ditengah bentang Gambar 13. Sketsa Pola retak pada balok CFRP bagian depan dan belakang Gambar 14. Sketsa pola retak pada balok CFRP bagian bawah dan atas Retak-retak pada bagian bawah penulangan balok CFRP pada Gambar 14 atas menunjukkan retak menyebar melalui penulangan FRP dan menghilangkan retak lokal. Retak-retak juga terjadi pada bagian atas balok CFRP. Retak terbuka terjadi pada bagian tengah balok. Retak-retak mulai pada lokasi horizontal dan mengalir secara horizontal menuju titik pembebanan, yaitu 125 mm kiri dan kanan dari balok Gambar 14 bawah. Sedangkan Gambar 15 menunjukkan bagian bawah balok setelah dibongkar/ dikupas betonnya dimana ada lekatan yang baik antara beton dan tulangan CFRP. Beton masih lengket di antara “aggregate coatings” setelah dikupas. Gambar 15. Sisi bawah balok setelah di bongkar. 4. Simpulan  Beban ultimate 4,96 % lebih besar dari pada prediksi teori. Perhitungan ini berdasarkan pada regangan tekan beton dan sama dengan asumsi teori.  Beton gagal pada regangan sementara teori seharusnya Ini disebabkan karena beton retak dan terbelah searah lebar balok. Ini diperkirakan karena garis netral yang terlalu tinggi dalam desain. Keseimbangan antara gaya tekan dan gaya tarik ketika mendekati keadaan ultimate tidak dapat bertahan lebih lama dikarenakan area tekan yang kecil. Ketika retak vertical pada sisi depan dan belakang balok terkoneksi melintasi lebar balok dan gaya tekan meningkat dan beton terbelah terjadi pada bagian atas balok di bawah regangan ultimate beton yaitu  Secara experimental balok berdefleksi sebesar mm. lebih tinggi dari teori yaitu mm. Perbedaan sebesar 13,24%.  Aggregate coating memberikan kontribusi yang signifikan terhadap system lekatan untuk balok ini sehingga balok tidak gagal akibat debonding.  Single biaxial ±45o CFRP reinforcement system untuk balok menunjukkan perilaku daktail. Walaupun balok gagal akibat beton pecah pertama kali, balok tidak runtuh. Sistem penulangan menerus FRP ini dapat menjaga balok dari runtuh. Daftar Pustaka [1] Alami, F., Widyawati, R. Studi eksperimental perkuatan geser balok beton bertulang dengan GFRP. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Universitas Lampung. 2011 [2] Alami, F. Perkuatan lentur balok beton bertulang dengan glass giber reinforced polymer GFRP. Proceeding HAKI pada Seminar dan Pameran HAKI 2010, di Hotel Borobudur Flores Ballroom Jakarta Pusat, 3-4 Agusutus 2010 [3] Zoghi, M. The international handbook of FRP composites in civil engineering. Taylor & Francis Group, 2014 [4] Park, R., Paulay, T. Reinforced Concrete Structures, Singapore, 1975 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this ParkT. PaulayIntroduction Axially Loaded Short Columns Eccentrically Loaded Short Columns with Uniaxial Bending Eccentrically Loaded Short Columns with Biaxial Bending Slender Columns ReferencesStudi eksperimental perkuatan geser balok beton bertulang dengan GFRP. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Universitas LampungF AlamiR WidyawatiAlami, F., Widyawati, R. Studi eksperimental perkuatan geser balok beton bertulang dengan GFRP. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Universitas Lampung. 2011The international handbook of FRP composites in civil engineeringM ZoghiZoghi, M. The international handbook of FRP composites in civil engineering. Taylor & Francis Group, 2014 Informasi Umum Kode Klasifikasi - Textiles, Technigues, Procedurs, Apparatus, Equipment Materials, Products Jenis Karya Ilmiah - Skripsi S1 - Reference Subjek Fashion Design Informasi Lainnya Abstraksi Fenomena sisik ikan jenis kakap yang menjadi limbah karena belum diolah secara maksimal menjadi produk yang memiliki nilai jual dan nilai estetis yang tinggi di Pulau Batam, yaitu mencapai 700kg-1ton/bulan. Selain itu adanya material alternatif beading payet yang berasal dari bahan alami yang berpotensi untuk diolah dan digunakan serta diaplikasikan ke dalam busana sebagai embellishment. Pengolahan sisik ikan kakap menjadi topik dalam penelitian ini, karena belum bervariasinya produk dari limbah sisik ikan kakap di Batam. Untuk mendapatkan variasi produk yang memiliki nilai jual dan estetis yang tinggi, dibutuhkan eksplorasi berupa lembaran-lembaran menggunakan teknik surface design. Penelitian ini menggunakan metode wawancara yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber dari Balai Perikanan Budi daya Laut Batam dan salah seorang pedagang ikan yang berada di Pasar Tradisional Kota Batam. Melakukan metode studi pustaka yaitu dengan mencari data melalui jurnal, artikel dan internet, metode observasi yaitu dengan mengamati sebuah kejadian secara langsung dan metode eksperimen yaitu dengan melakukan percobaan terhadap suatu objek yang dapat memberikan sebuah fakta. Hasil eksplorasi menggunakan sisik ikan kakap yang telah melewati proses pembersihan kemudian dijahit menggunakan jarum khusus payet dan mnggunakan bordir manual. Sisik ikan kakap disusun dengan membentuk formasi bunga menyesuaikan dengan moodboard yang telah dibuat dengan menggunakan warna dominan putih dan pink. Selain itu, penggunaan teknik bordir menjadi teknik pendukung dalam pembuatan produk dan untuk mendapatkan visualisasi konsep yang sudah ditentukan. Kata kunci limbah, sisik, ikan, beading payet, bordir Fenomena sisik ikan jenis kakap yang menjadi limbah karena belum diolah secara maksimal menjadi produk yang memiliki nilai jual dan nilai estetis yang tinggi di Pulau Batam, yaitu mencapai 700kg-1ton/bulan. Selain itu adanya material alternatif beading payet yang berasal dari bahan alami yang berpotensi untuk diolah dan digunakan serta diaplikasikan ke dalam busana sebagai embellishment. Pengolahan sisik ikan kakap menjadi topik dalam penelitian ini, karena belum bervariasinya produk dari limbah sisik ikan kakap di Batam. Untuk mendapatkan variasi produk yang memiliki nilai jual dan estetis yang tinggi, dibutuhkan eksplorasi berupa lembaran-lembaran menggunakan teknik surface design. Penelitian ini menggunakan metode wawancara yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber dari Balai Perikanan Budi daya Laut Batam dan salah seorang pedagang ikan yang berada di Pasar Tradisional Kota Batam. Melakukan metode studi pustaka yaitu dengan mencari data melalui jurnal, artikel dan internet, metode observasi yaitu dengan mengamati sebuah kejadian secara langsung dan metode eksperimen yaitu dengan melakukan percobaan terhadap suatu objek yang dapat memberikan sebuah fakta. Hasil eksplorasi menggunakan sisik ikan kakap yang telah melewati proses pembersihan kemudian dijahit menggunakan jarum khusus payet dan mnggunakan bordir manual. Sisik ikan kakap disusun dengan membentuk formasi bunga menyesuaikan dengan moodboard yang telah dibuat dengan menggunakan warna dominan putih dan pink. Selain itu, penggunaan teknik bordir menjadi teknik pendukung dalam pembuatan produk dan untuk mendapatkan visualisasi konsep yang sudah ditentukan. Kata kunci limbah, sisik, ikan, beading payet, bordir TCG2B3 - REKALATAR TEKSTIL Koleksi & Sirkulasi Tersedia 1 dari total 1 Koleksi 18 Aug, 2017 Berikut ini beberapa teknik produksi kerajinan fungsional berbahan limbah yang perlu kita kuasai. Untuk masing-masing bahan limbah dengan karakter material yang berbeda-beda memerlukan teknik yang berbeda pula. 1. TAHAPAN PRODUKSI Ada 4 tahap yang kita lewati dalam proses produksi. Tahapan tersebut adalah yaitu pengolahan bahan pembentukan, prakitan dan finishing. Didalam praktiknya untuk pembuatan produk dan bahan material yang berbeda maka teknik yang kita lakukan pun juga berbeda sesuai dengan masing-masing karakter bahan material yang kita pergunakan dan desain atau rancanagan produk yang kita inginkan. Tahap pengolahan bahan yaitu menyiapkan dan menyediakan bahan baku yang berkualitas baik dan sesuai dengan produk yang akan kita buat sehingga siap untuk diproduksi. Misalnya pada pembuatan produk siwur, siwur biasanya dibuat dari bahan tempurung kelapa yang diberi pegangan kelapa yang digunakan setidaknya separuh lebih, dibagian salah satu atas berlubang, lalu pada bagian tengah dilubangi sebagai tempat untuk memasukan dan mengikatkan bambu pegangan. Bahan yang kita pergunakan adalah batok kelapa dan potongan kayu atau bambu. proses pengolahan bahan yang kita lakukan yaitu dengan membersihkan batok kelapa dengan peralatan yang sesuai misalnya memakai pisau. Memotong kayu atau bambu sesuai dengan kebutuhan yang kita inginkan serta proses pembentukan sesuai dengan produk yang kita buat. Selanjutnya adalah prakitan yaitu menyambungkan batok kelapa dengan kayu untuk pegangannya, sedangkan untuk finishing yang merupakan tahap terakhir sebelum dikemas tujuannya agar produk yang kita buat tampak baik, nyaman dipakai dan awet misalnya dengan di ampelas supaya terlihat rapi dan bersih sehingga menarik bagi calon konsumen. 2. TEKNIK DAN ALAT PRODUKSI Teknik yang kita gunakan dalam tahapan produksi berbeda-beda sesuai dengan karakter material dari bahan yang kita pergunakan dan desain rancangan produk yang akan kita hasilkan untuk menghasilkan produk fungsional yang kuat dan awet diperlukan teknik produksi yang benar. Teknik-teknik tersebut diantaranya yaitu a. Teknik pembentukan dengan penganyaman Produk fungsional yang menggunakan bahan material berupa lembaran-lembaran misalnya kertas atau yang membentuk silinder seperti potongan kemasan sachet yang banyak terdapat di sekitar kita dapat menggunakan teknik anyaman. b. Teknik pembentukan dengan potongan Di dalam proses pembuatan produk fungsional kita dapat melakukan pemotongan dengan alat potong yang sesuai dengan bahan atau material yang kita pergunakan. Alat pemotong seperti gergaji dapat kita pergunakan untuk memotong bahan material yang memiliki karakter solid seperti kayu, bambu, batok kelapa, dan plastik tebal. Gunting dapat digunakan untuk memotong benda material misalnya kertas dengan arah yang lurus atau melengkung. Untuk pembentukan bahan selain mempergunakan alat gunting, kita juga dapat memafaatkan alat yang berupa mesin bor atau gerinda. MENALAR. Coba amati dan cermati menurut penalaran kamu mengapa untuk banhan material berupa lembaran-lembaran misalnya kertas menggunakan teknik pembentukan dengan penganyaman! c. Teknik penyambungan Teknik sambungan dapat mempergunakn bahan seperti lem, benang atau pasak. Pemilihan jenis lem yang kita pergunakan disesuaikan dengan bahan material yang akan kita sambungkan. Teknik penyambungaan sangat penting dan perlu kita perhatikan karena akan menentukan kekuatan dari konstruksi yang kita rangkai. d. Teknik finishing Teknik finishing merupakan teknik terakhir yang kita lakukan agar produk menjadi awet, terlihat rapih dan menarik. Teknik finishing yang kita lakukan berbeda-beda sesuai dengan jenis produk dan materialnya. Misalnya untuk material alami seperti kayu atau bambu kita dapat melakukan teknik finishing dengan pelapisan permukaan dengan menggunakn alat kuas. 3. METODE PRODUKSI DAN KESELAMATAN KERJA Ada 2 metode produksi yang kita kenal selam ini yaitu metode tradisional dan metode modern. Metode modern memilii beberapa kelebihan dan beberapa keunggulan dibanding metode tradisional, diantaranya waktu yang dipergunakan untuk proses produksi lebih cepat dan efisien sehingga lebih cocok untuk produksi masal atu jumlah banyak. Selain itu produk yang dihasilkan juga dapat mencapai standar bentuk yang sama. K3 kesehatan dan keselamatan kerja Perlu diperhatikan dengan serius demi kelancaran kegiatan proses produksi yang kita lakukan. K3 dibuat dengan menyesuaikan bahan, alat, dan proses produksi yang digunakan, sehingga k3 yang dilakukan untuk proses produksi yang berbeda menggunakan bahan, alat, dan proses produksi yang berbeda dan k3 yang dilakukan menjadi berbeda. Baca juga Langkah-langkah perancangan desain produksi Bagaimana tahapan produksi kerajinan fungsional dari bahan limbah? berikut uraiannya. Tahapan produksi baik untuk kerajinan hiasan ataupun produk kerajinan fungsional terbagi atas 4 tahapan yaitu sebagai berikut Tahapan Pengolahan atau pembahanan, Tahapan pembentukan, Tahapan perakitan, dan Tahapan finishing. Setiap dari 4 teknik produksi tersebut diatas, memiliki proses yang berbeda - beda bergantung dari materi yang digunakan dan rancangan produk yang hendak dibuat. Tahap pembahanan adalah tahapan mempersiapkan bahan baku agar siap untuk diproduksi dan tahapan ini juga sangat penting untuk menghasilkan produk yang awet, tidak mudah rusak karena faktor cuaca dan faktor mikroorganisme. Tahap pembentukan bergantung pada jenis material, bentuk dasar material,dan bentuk produk yang akan diproduksi. Perakitan dilakukan pada produk yang desainnya terpisah-pisah antara satu bagian dengan bagian lainnya yang dilakukan dengan cara menyambung menggunakan lem, atau dengan cara lainnya. Tahapan finishing dilakukan sebagai proses akhir pada suatu produk sebelum dimasukkan kedalam kemasan. Proses finishing ini dapat dilakukan dengan pengamplasan untuk menghaluskan permukaan produk, pengecetan untuk membuat produk lebih menarik dan lainnya. Bagaimana teknik dan alat produksi kerajinan fungsional? Berikut uraiannya. a. Teknik pembentukan dengan penganyaman. Teknik Anyaman Kerajinan Fungsional Teknik ini digunakan untuk material dengan sifat lembaran seperti kertas, karton, daun kering, ataupun yang berbentuk silinder seperti potongan kemasan sachet. b. Teknik pembentukan dan pemotongan. Alat potong yang digunakan bergantung dari meterial yang akan dipotong. Material solid seperti kayu, bambu, batok kelapa dan plastik tebal dapat dipotong menggunakan gergaji. Batok kelapa dan bambu juga dapat dibentuk dengan menggunakan golok dan pisau raut. Untuk material plastik dan kertas dapat dipotong dengan menggunakan gunting atau pisau cutter. Cutter digunakan untuk pemotongan lurus, sedangkan gunting digunakan untuk pemotongan arah yang melengkung. Teknik Pemotongan Kerajinan Fungsional Pada proses pemotongan bahan dari serat alami dan tekstil, pada umumnya digunakan gunting. Pembentukan juga dapat dilakukan dengan bantuan mesin gerinda atau bor dan amplas digunakan untuk merapikan bekas potongan. Pada proses perakitan, bagian - bagian produk mulai disambungkan. Sambungan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan konstruksi pada suatu produk. Teknik sambungan yang baik akan dapat menghasilkan konstruksi yang kuat. Teknik sambungan diantaranya dengan pasak, lem, dan benang. Beberapa jenis lem yang umum digunakan adalah lem kuning, lem putih,dan lem panas glue gun. Pilihlah lem sesuai dengan material yang akan direkatkan. Teknik Sambungan Kerajinan Fungsional Finishing dilakukan pada permukaan produk agar nampak rapi, menarik dan awet. Finishing produk limbah plastik pada umumnya dilakukan dengan membersihkan bagian - bagian produk dari lem atau material yang tidak rapi. Finishing berupa pelapisan permukaan pada umumnya dilakukan pada material alami seperti kayu, serat eceng gondok, dan batang pisang. Pelapisan yang digunakan sebaiknya berbahan dasar air water based agar lapisan aman untuk pekerja maupun pengguna dari produk itu sendiri. Pelapisan dapat menggunakan kuas atau teknik semprot. Untuk hasil pelapisan yang rapi, sapuan kuas maupun semprotan jangan terlalu tebal. Lebih baik tipis dan berulang - ulang dari pada lapisan yang diberikan langsung tebal. Nah.. dari uraian diatas, apakah sobat semua sudah dapat mengerti tentang tahapan dan teknik serta alat produksi kerajinan fungsional diatas? kami harap demikian. Cukup sekian dari kami, semoga bermanfaat dan terimakasih. Sumber Kemdikbud-RI-2018. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 215442 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7e0d7dbfcf0e89 • Your IP • Performance & security by Cloudflare Source logam biasanya mengacu pada pelat logam tipis dengan ketebalan 6 mm atau kurang. Pengolahan lembaran logam termasuk dalam proses pembentukan, tingkat pemanfaatan material tinggi, kualitasnya ringan, kekuatannya bagus, bermanfaat untuk perisai elektromagnetik, dan banyak digunakan di mobil, elektronik, peralatan rumah tangga dan banyak industri lainnya. Insinyur mekanik pasti akan menggunakan bagian lembaran logam saat merancang produk lembaran logam. Bagaimana cara menggabungkan beberapa bagian lembaran logam dengan cara yang ekonomis dan andal? Berikut beberapa jenis proses penggabungan lembaran logam yang sering digunakan dalam desain produk lembaran logam diantaranya yaitu Folding atau Tab Joints Kedua lembaran logam tersebut dihubungkan satu sama lain dengan cara melipat atau membengkokkan tab berupa gesper dan celah penjepit. Metode perakitan ini relatif sederhana dan nyaman, serta dapat menyelesaikan perakitan dengan cepat. Namun, operasi sambungan lipat atau tab tidak menjamin pemosisian penuh dan pemosisian tambahan diperlukan. Self-clinching Yang disebut self-riveting adalah menggunakan deformasi timbal balik antara lembaran logam untuk menyelesaikan fiksasi timbal balik. Meskipun metode ini sederhana, metode ini sering digunakan di tempat-tempat yang tidak dibongkar. Screw Joint atau Fasteners Self-tapping adalah penggunaan sekrup self-tapping untuk langsung mengetukkan benang pada lembaran logam, sehingga sangat baik dan dapat dibongkar. Pulling Rivet Rivetting dilakukan di lubang yang sesuai dengan dua bagian, dan pistol rivet digunakan untuk menarik rivet untuk memperluas dan merusak selongsong rivet luar. Dengan demikian memperbaiki kedua bagian. Koneksi ini sederhana, nyaman, dan cepat. Pressing Rivet Proses pressing rivet menekan mur atau crimp sekrup terhadap lembaran logam dan dapat dikawinkan dengan mur atau sekrup luar yang sesuai. Welding Joint Tujuan utamanya adalah menggunakan proses spot welding untuk memesan deretan sambungan solder pada dua lembaran logam. Proses ini langsung melelehkan bahan lembaran logam lokal di kepala pengelasan untuk menyelesaikan sambungan lembaran logam. Pada artikel di atas, kami Duta Laserindo Metal memperkenalkan berbagai metode penggabungan lembaran logam. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai jenis-jenis teknik penggabungan lembaran logam, Anda dapat menginformasikannya kepada kami untuk memenuhi segala kebutuhan penggabungan lembaran logam yang Anda inginkan.

material berupa lembaran menggunakan teknik